Aku terus mengangkat punggungku, bila terasa kepala pelirku hampir terkeluar dari lubang burit, aku terus membenamkan kembali punggungku. Bila kepala pelirku menyentuh biji kelentitnya, Kak Non mengerang dan merintih lagi. Bila pelirku rapat ke pangkal, Kak Non mengemut ngemut dengan kuat membuatkan kepala pelirku kembang. Mungkin kerana air lendir yang banyak, senang saja pelirku sudah rapat ke pangkal.